Sore yang indah, terdengarlah suatu pembicaraan hangat antara seorang anak berumur 12 tahun dengan ayahnya. Anak itu baru saja dinyatakan lolos disalah satu pondok pesantren di Jombang, Jawa Timur.
Dengan ditemani dua gelas es kelapa muda, sang ayah mulai bercerita tentang indahnya merantau. Belajar banyak hal, mengenal budaya baru, dan mendapat keluarga baru.
Diakhir cerita itu, sang ayah memberikan kutipan yang berbunyi ‘singa jika tidak meninggalkan sarang, maka tidak akan mendapatkan mangsa. Anak panah jika tidak meninggalkan busur, maka tidak akan mengenai sasaran.’
Intinya adalah jika kita ingin sukses, maka kita harusmenjadi singa merantau. kita harus pergi mencari apa yang kita cita-citakan, bukan justru bermalas-malasan di rumah.
Ohh iya anak kecil itu bernama fitrah, Fitrah Maulana.
Yaph, its me. Seorang fitrah yang harus merantau dari tangerang ke jawa timur, tidak ada keluarga, tidak ada pengalaman. Hanya bermodalkan doa dari orang tua. Anjaay
Gw yang waktu itu berumur 12 tahun, harus rela meninggalkan semua kenikmatan masa kecil gw. main bayblade, tamagochi,diskusi bareng NASA sampai nonton tv harus rela gw tinggalin.
Waktu itu gw kepesantren dianter sama kedua orang tua gw naik kereta api.
sampai disana, gw sama orang tua gw langsung ngurusin administrasi dan membeli beberapa kebutuhan gw dipondok.
Pertemuan gw sama orang tua gw hari itu, diakhiri disebuah warung makan sederhana. Awalnya gw ngira akan biasa aja, tapi setelah makan selesai, nyokap gw tiba-tiba meluk gw cukup erat. Dengan posisi masih meluk dan suara yang agak goyah, nyokap gw bilang"tah, mamah seret" “belajar yang rajin ya nak. Kalau ada apa-apa telepon. jangan lupa doain mamah sama papah terus biar sehat selalu”. Setelah itu nyokap nangis.
Beda lagi sama bokap, bokap gak nangistapi mewek dia tetep tegar. Bokap Cuma ngasih pesen ke gw pentingnya pertemanan dan menuntut ilmu.
setelah itu orang tua gw pamit, dan gw mulai merasakan euforia merantau dan jauh dari orang tua.
kapan-kapan gw lanjut lagi cerita gw dipesantren yaa…
Makasih udah mampir di blog gw. Tunggu cerita gw yang lain yaa!!
I love you…
Dengan ditemani dua gelas es kelapa muda, sang ayah mulai bercerita tentang indahnya merantau. Belajar banyak hal, mengenal budaya baru, dan mendapat keluarga baru.
Diakhir cerita itu, sang ayah memberikan kutipan yang berbunyi ‘singa jika tidak meninggalkan sarang, maka tidak akan mendapatkan mangsa. Anak panah jika tidak meninggalkan busur, maka tidak akan mengenai sasaran.’
Intinya adalah jika kita ingin sukses, maka kita harus
Ohh iya anak kecil itu bernama fitrah, Fitrah Maulana.
Yaph, its me. Seorang fitrah yang harus merantau dari tangerang ke jawa timur, tidak ada keluarga, tidak ada pengalaman. Hanya bermodalkan doa dari orang tua. Anjaay
Gw yang waktu itu berumur 12 tahun, harus rela meninggalkan semua kenikmatan masa kecil gw. main bayblade, tamagochi,
Waktu itu gw kepesantren dianter sama kedua orang tua gw naik kereta api.
sampai disana, gw sama orang tua gw langsung ngurusin administrasi dan membeli beberapa kebutuhan gw dipondok.
Pertemuan gw sama orang tua gw hari itu, diakhiri disebuah warung makan sederhana. Awalnya gw ngira akan biasa aja, tapi setelah makan selesai, nyokap gw tiba-tiba meluk gw cukup erat. Dengan posisi masih meluk dan suara yang agak goyah, nyokap gw bilang
Beda lagi sama bokap, bokap gak nangis
setelah itu orang tua gw pamit, dan gw mulai merasakan euforia merantau dan jauh dari orang tua.
kapan-kapan gw lanjut lagi cerita gw dipesantren yaa…
Makasih udah mampir di blog gw. Tunggu cerita gw yang lain yaa!!
I love you…
ahh ceritanya gantung nih. dah kayak bendungan, situ gantung :(
ReplyDeleteIya nih, masih perlu banyak belajar sama yang ahlinya. Mohon bimbingannya ya sis.
DeleteLove you too ita, mama minum dulu ica kalee..
ReplyDeleteHhmm inilah asal muasal seorang santri tebu ireng keluar dari kandangnya. Semoga,
Hey jangan suudzon
Deletejgn gantung bang berat, biar kau takkan kuat biar dilan
ReplyDeletejutkan saja... wkwkwk
Masih musim juga yaa dilan tarkan
Delete