Sebelum anda membaca postingan saya yang satu ini, tolong sempatkan untuk menjawab pertanyaan berikut di dalam hati.
“Kira-kira,
apa alasan seseorang untuk nge-block orang lain?”
Sabtu pagi, tiba-tiba ada seseorang
yang nge-reply IG Stories gue.
“Fitrah
sekarang sombong banget”
“Kamu juga sombong.”
“Katanya
aku mau diajak kalau kamu ada show stand up, mana sampe sekarang nggak ada
ajakannya.”
“aku
takutnya kamu sibuk”
“Belom
pernah nyoba udah takut :)”
“Bukannya
kamu ngeblock aku ya?"
“Kan
bisa lewat WA. Lagian pas aku ngeblock kamu, kamu bukannya langsung nanya ke
aku lewat WA”
“Maap
HP aku ke-reset, jadi nomornya ilang semua.”
Sebenernya chatnya masih panjang,
tapi gue potong aja karena lu juga pasti nggak mau baca yang seterusnya, kan?
Itu chat dari mantan gue. Gue nggak
tau ada angin apa, kok tiba-tiba dia datang lagi setelah.. hmm mungkin sekitar..
bentar gue cek dulu. Kalau di DM Instagram sih terakhir kontekan tanggal 12
Juli, berarti sekitar 3 bulan yang lalu. Atau lebih tepatnya 109 hari yang
lalu.
Niat
banget lu trah sampe ngitungin harinya.
Gue tertarik banget sama kalimatnya
dia yang,
“Lagian
pas aku nge-block kamu, kamu bukannya langsung nanya ke aku lewat WA”
Boom!
Agak lucu sih sebenernya. Dia yang
nge-block, dia juga yang minta untuk
ditanya.
Mungkin dia ngajak main seberapa greget elo? Jadi gue tinggal
jawab, “ELU YANG NGEBLOCK, GUE YANG DISURUH NANYA. YHAAA”
Di sini gue langsung mikir,
“Kira-kira,
apa alasan seseorang untuk nge-block orang lain?”
Atau “Perbuatan macam apa yang membuat seseorang akhirnya di-block oleh
orang lain?”
Kenapa gue begitu mempertanyakan
hal ini? Karena gini, nge-block itu
menurut gue adalah sebuah langkah yang diambil ketika seseorang memang sangat
amat muak dengan orang lain. Ya nggak sih?
Jadi kalau lu cuma kesel-kesel
dikit ama orang, kita ambil contoh; nggak suka sama postingan seseorang yang
isinya menurut kita menganggu. Kita tinggal nge-unfollow, tanpa harus nge-block
Atau contoh lain, kita muak dengan
IG Stories seseorang, tapi karena kita masih satu organisasi atau masih ada
sesuatu yang berhubungan sama dia, sehingga kalau kita unfollow dia takut kesannya nggak suka banget. Akhirnya, langkah
yang diambil adalah nge-hide atau nge-mute IG Stories dia.
Gue mempertanyakan dua pertanyaan
di atas kepada diri gue sendiri. (Kalau lu pernah di-block atau sampe sekarang masih di-block orang juga, lu bisa mempertanyakan dua pertanyaan ini ke diri
lu sendiri)
“Kira-kira,
apa alasan dia untuk nge-block gue?”
“Perbuatan
macam apa yang udah gue lakuin, sehingga membuat dia nge-block gue?”
Kalau dalam kasus ini, yang gue
rasakan adalah dia merasa diabaikan. Atau gue telah ingkar janji sama dia. Gue janji
buat ngajak dia untuk nonton Stand Up gue, tapi ajakan tersebut tak kunjung datang.
Langkah dewasa yang seharusnya diambil adalah mempertanyakan atau mengingatkan
kembali akan ajakan yang sudah dijanjikan. Tapi, karena (mungkin) dia orangnya
gengsian. Akhirnya, langkah yang diambil adalah nge-block gue dengan harapan gue menyadari kalau dia lagi nge-block gue, dengan seketika gue langsung
nge-chat dia “Kamu marah ya sama aku?” atau “Kok
ngeblock aku sih? Aku ada salah ya sama kamu? Aku minta maaf ya.”
Itu adalah tebakan sementara gue. Karena
sampai saat postingan ini ditulis pun, gue nggak tau apa alasan dia nge-block gue.
Jadi, menurut lu “Kira-kira, apa alasan seseorang untuk nge-block
orang lain?”
Jawab dalem hati aja atau jawab di comment juga boleh. Ehe~
Terima kasih yang sudah mampir
I Love You.
Comments
Post a Comment