Skip to main content

Jawab Dalem Hati Aja




Sebelum anda membaca postingan saya yang satu ini, tolong sempatkan untuk menjawab pertanyaan berikut di dalam hati.
“Kira-kira, apa alasan seseorang untuk nge-block orang lain?”

____________

Sabtu pagi, tiba-tiba ada seseorang yang nge-reply IG Stories gue.

“Fitrah sekarang sombong banget”

 “Kamu juga sombong.”

“Katanya aku mau diajak kalau kamu ada show stand up, mana sampe sekarang nggak ada ajakannya.”

“aku takutnya kamu sibuk”

“Belom pernah nyoba udah takut :)”

“Bukannya kamu ngeblock aku ya?"

“Kan bisa lewat WA. Lagian pas aku ngeblock kamu, kamu bukannya langsung nanya ke aku lewat WA”

“Maap HP aku ke-reset, jadi nomornya ilang semua.”

Sebenernya chatnya masih panjang, tapi gue potong aja karena lu juga pasti nggak mau baca yang seterusnya, kan?

Itu chat dari mantan gue. Gue nggak tau ada angin apa, kok tiba-tiba dia datang lagi setelah.. hmm mungkin sekitar.. bentar gue cek dulu. Kalau di DM Instagram sih terakhir kontekan tanggal 12 Juli, berarti sekitar 3 bulan yang lalu. Atau lebih tepatnya 109 hari yang lalu.

Niat  banget lu trah sampe ngitungin harinya.

Gue tertarik banget sama kalimatnya dia yang,
“Lagian pas aku nge-block kamu, kamu bukannya langsung nanya ke aku lewat WA”

Boom!

Agak lucu sih sebenernya. Dia yang nge-block, dia juga yang minta untuk ditanya.
Mungkin dia ngajak main seberapa greget elo? Jadi gue tinggal jawab, “ELU YANG NGEBLOCK, GUE YANG DISURUH NANYA. YHAAA”

Di sini gue langsung mikir,
“Kira-kira, apa alasan seseorang untuk nge-block orang lain?”
Atau “Perbuatan macam apa yang membuat seseorang akhirnya di-block oleh orang lain?”

Kenapa gue begitu mempertanyakan hal ini? Karena gini, nge-block itu menurut gue adalah sebuah langkah yang diambil ketika seseorang memang sangat amat muak dengan orang lain. Ya nggak sih?

Jadi kalau lu cuma kesel-kesel dikit ama orang, kita ambil contoh; nggak suka sama postingan seseorang yang isinya menurut kita menganggu. Kita tinggal nge-unfollow, tanpa harus nge-block

Atau contoh lain, kita muak dengan IG Stories seseorang, tapi karena kita masih satu organisasi atau masih ada sesuatu yang berhubungan sama dia, sehingga kalau kita unfollow dia takut kesannya nggak suka banget. Akhirnya, langkah yang diambil adalah nge-hide atau nge-mute IG Stories dia.

Gue mempertanyakan dua pertanyaan di atas kepada diri gue sendiri. (Kalau lu pernah di-block atau sampe sekarang masih di-block orang juga, lu bisa mempertanyakan dua pertanyaan ini ke diri lu sendiri)
“Kira-kira, apa alasan dia untuk nge-block gue?”
“Perbuatan macam apa yang udah gue lakuin, sehingga membuat dia nge-block gue?”

Kalau dalam kasus ini, yang gue rasakan adalah dia merasa diabaikan. Atau gue telah ingkar janji sama dia. Gue janji buat ngajak dia untuk nonton Stand Up gue, tapi ajakan tersebut tak kunjung datang. Langkah dewasa yang seharusnya diambil adalah mempertanyakan atau mengingatkan kembali akan ajakan yang sudah dijanjikan. Tapi, karena (mungkin) dia orangnya gengsian. Akhirnya, langkah yang diambil adalah nge-block gue dengan harapan gue menyadari kalau dia lagi nge-block gue, dengan seketika gue langsung nge-chat dia “Kamu marah ya sama aku?” atau “Kok ngeblock aku sih? Aku ada salah ya sama kamu? Aku minta maaf ya.”


Itu adalah tebakan sementara gue. Karena sampai saat postingan ini ditulis pun, gue nggak tau apa alasan dia nge-block gue.

Jadi, menurut lu “Kira-kira, apa alasan seseorang untuk nge-block orang lain?”
Jawab dalem hati aja atau jawab di comment juga boleh. Ehe~

Terima kasih yang sudah mampir

I Love You.



Comments

Popular posts from this blog

Cewek bilang kangen

“Wajar gak sih kalau cewek bilang kangen ke cowok?” Gue dapet pertanyaan ini dari temen gw, sebut saja namanya Elis. Nama panjangnya, Pensil Elis.  Sore itu, gue lagi asik ngobrol sama Elis. Dia cerita kalau dia lagi deket sama seorang cowok yang misterius. Awalnya gw mikir “misterius” disini itu si cowok memang make topeng gitu kaya Rey Misterio. Tapi setelah itu dia ngejelasin kalau misterius yang dia maksud adalah susah ditebak. Misalnya malem ini dia abis telponan berjam-jam dan besoknya tiba-tiba dia hilang nggak ada kabar. Atau dia abis makan malam bareng di suatu hari tanpa sengaja kita berjumpa. Ciee nyanyi. Enggak enggak. Jadi dia abis makan di suatu restoran, trus tiba-tiba besoknya dia nyalon jadi presiden. Gak ketebak banget dah. Setelah cerita panjang lebar tentang si cowok misterius itu, Elis langsung nanya ke gue. “Wajar gak sih kalau cewek bilang kangen ke cowok?” “wajar sih menurut gue” “tapi gue kan cewek trah, masa gue yang bilang kangen duluan...

Aku Pikir Itu Kamu

  Aku duduk di sebuah cafe dengan laptop, rokok dan segelas kopi. Jam menunjukan pukul 22.00 WIB   Samar-samar aku mencium wangi parfum, yang dulu pernah menjadi wangi yang paling aku suka. Wangi parfummu. Tiba-tiba aku teringat. Saat itu, di depan rumahmu. Kita baru saja melakukan kencan pertama kita. Sehabis turun dari motor bututku, kau menempelkan bagian bawah tanganmu ke hidungku. “Gimana?” tanyamu. “Wangi.” Balasku. “Mulai sekarang inget wangi ini ya. Soalnya parfum ini yang akan selalu aku pakai setiap jalan sama kamu.” Aku balas tersenyum dan mengangguk.   Pernah juga suatu waktu, kamu datang kepadaku dengan muka cemberut. “Kamu kenapa? Ada masalah di kampus?” “Nggak ada.” “Terus kenapa cemberut gitu?” “Parfum aku habis.” “Ya kan tinggal beli. Mau aku temenin?” “Nggak usah, nanti aku minta temenin Riri aja.” “Loh kenapa nggak sama aku?” “Nanti kalau kamu nemenin aku, kamu tau parfum apa yang aku pakai. Terus nanti pas kita uda...

Gagal Bertemu

Malam ini hujan turun di Bandung dan aku duduk sendiri di pojok kafe ditemani segelas kopi susu khas kafe ini yang bagiku tidak ada bedanya dengan kopi susu di kafe lain. Harusnya aku tidak sendiri. Ada seorang wanita yang sedang menuju ke sini untuk berbincang denganku malam ini. Tapi sialnya, hujan menghambat pertemuan kami. Sesekali aku melihat ke arah pintu masuk sambil berharap ia segera datang. Namun yang aku lihat hanya orang yang sedang berlalu-lalang.   Satu jam berlalu dan aku masih saja menunggu.   Rasanya aku sering sekali berada di posisi seperti ini. Datang tepat waktu sesuai dengan jam yang ditentukan, namun yang ikut menentukan, tidak menepatinya.   Mungkin baginya ini hanyalah pertemuan sepele yang tidak perlu datang tepat waktu, tapi bagiku, bertemu dengannya adalah sesuatu. Aku sengaja mengosongkan waktu agar bisa bertemu. Walau hanya sesaat, setidaknya bisa berjumpa tanpa halangan layar kaca.   Hujan mulai reda namun ia tak kunju...