Skip to main content

Banyak Kenalan Banyak Undangan


Ini adalah tulisan random di siang hari. Selamat membaca~

Gue baru aja bangun dari tidur pagi gue, setelah tadi malam begadang sampai semalam suntuk. (yang bener bergadang atau begadang sih?) Untung gue bukan dokter, jadi begadangnya sampai semalam suntuk. Kalau gue dokter, pasti begadangnya sampai semalam suntik. Yhaaa

Beginilah siklus tidur gue ketika libur kuliah, nonton tv atau yutub sampai larut malam, sampai hari mulai berganti, dilanjut dengan menelpon si manis untuk bertukar kabar dan saling bercerita tentang hari yang baru saja kita lewati.

Oh iya, si manis ini adalah orang yang saat ini lagi gue deketin. Si manis ini orangnya manis, hatinya manis, perilakunya manis, kulitnya manis, manisnya manis. Kalau diibaratin, dia tuh kayak gulali, eh apa permen ya, kayaknya lebih pas teh manis deh. Pokoknya manis dah.

Gue nggak mau terlalu banyak bahas dia di tulisan ini, karena kita baru deket dan gue belum bener-bener tau apakah dia suka sama gue atau nggak. Ntar takutnya gue udah nganggep dia sebagai gebetan, eh dianya nganggep gue cuma gorengan. Atau guenya udah serius, eh dianya malah capcus.
Kan nggak enak ya.

Selain itu, gue rasa kurang pas aja ngebahas dia di postingan random kayak gini. So, see you next post sweety J

Najis alay banget gue.

Sekarang gue lagi di rumah nenek. Salah satu tempat singgah ternyaman bagi gue selain kosan dan rumah gue sendiri tentunya. Rumahnya nggak gede, dekorasinya juga ala kadarnya, tapi satu hal yang membuat gue suka dengan tempat ini, cerita nenek yang nggak pernah berhenti. Mungkin kalau nenek gue bikin yutub, videonya bakal banyak banget kali ya, nama yutubnya “Cerita Nenek”.

Saat menulis ini gue sambil ditemenin sama nenek yang bercerita tentang tiga undangan yang harus dia datengin besok. Tiga undangan dari tiga daerah yang berbeda dan saling berjauhan. Ancol, Ciledug, dan Luar Batang. “Wih, kok banyak banget sih nek.” Kata gue sambil menatap mata nenek. Nenek gue dengan logatnya membalas, “Ini sebenernya undangan untuk Ato (kakek), abis Ato kamu banyak kenalannya sih.”

Kesimpulan yang gue dapet, “Banyak kenalan, banyak undangan.”

Kayaknya gitu aja.

Terima kasih yang udah mampir, sampai bertemu di postingan selanjutnya.

I Love You.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cewek bilang kangen

“Wajar gak sih kalau cewek bilang kangen ke cowok?” Gue dapet pertanyaan ini dari temen gw, sebut saja namanya Elis. Nama panjangnya, Pensil Elis.  Sore itu, gue lagi asik ngobrol sama Elis. Dia cerita kalau dia lagi deket sama seorang cowok yang misterius. Awalnya gw mikir “misterius” disini itu si cowok memang make topeng gitu kaya Rey Misterio. Tapi setelah itu dia ngejelasin kalau misterius yang dia maksud adalah susah ditebak. Misalnya malem ini dia abis telponan berjam-jam dan besoknya tiba-tiba dia hilang nggak ada kabar. Atau dia abis makan malam bareng di suatu hari tanpa sengaja kita berjumpa. Ciee nyanyi. Enggak enggak. Jadi dia abis makan di suatu restoran, trus tiba-tiba besoknya dia nyalon jadi presiden. Gak ketebak banget dah. Setelah cerita panjang lebar tentang si cowok misterius itu, Elis langsung nanya ke gue. “Wajar gak sih kalau cewek bilang kangen ke cowok?” “wajar sih menurut gue” “tapi gue kan cewek trah, masa gue yang bilang kangen duluan...

Aku Pikir Itu Kamu

  Aku duduk di sebuah cafe dengan laptop, rokok dan segelas kopi. Jam menunjukan pukul 22.00 WIB   Samar-samar aku mencium wangi parfum, yang dulu pernah menjadi wangi yang paling aku suka. Wangi parfummu. Tiba-tiba aku teringat. Saat itu, di depan rumahmu. Kita baru saja melakukan kencan pertama kita. Sehabis turun dari motor bututku, kau menempelkan bagian bawah tanganmu ke hidungku. “Gimana?” tanyamu. “Wangi.” Balasku. “Mulai sekarang inget wangi ini ya. Soalnya parfum ini yang akan selalu aku pakai setiap jalan sama kamu.” Aku balas tersenyum dan mengangguk.   Pernah juga suatu waktu, kamu datang kepadaku dengan muka cemberut. “Kamu kenapa? Ada masalah di kampus?” “Nggak ada.” “Terus kenapa cemberut gitu?” “Parfum aku habis.” “Ya kan tinggal beli. Mau aku temenin?” “Nggak usah, nanti aku minta temenin Riri aja.” “Loh kenapa nggak sama aku?” “Nanti kalau kamu nemenin aku, kamu tau parfum apa yang aku pakai. Terus nanti pas kita uda...

Gagal Bertemu

Malam ini hujan turun di Bandung dan aku duduk sendiri di pojok kafe ditemani segelas kopi susu khas kafe ini yang bagiku tidak ada bedanya dengan kopi susu di kafe lain. Harusnya aku tidak sendiri. Ada seorang wanita yang sedang menuju ke sini untuk berbincang denganku malam ini. Tapi sialnya, hujan menghambat pertemuan kami. Sesekali aku melihat ke arah pintu masuk sambil berharap ia segera datang. Namun yang aku lihat hanya orang yang sedang berlalu-lalang.   Satu jam berlalu dan aku masih saja menunggu.   Rasanya aku sering sekali berada di posisi seperti ini. Datang tepat waktu sesuai dengan jam yang ditentukan, namun yang ikut menentukan, tidak menepatinya.   Mungkin baginya ini hanyalah pertemuan sepele yang tidak perlu datang tepat waktu, tapi bagiku, bertemu dengannya adalah sesuatu. Aku sengaja mengosongkan waktu agar bisa bertemu. Walau hanya sesaat, setidaknya bisa berjumpa tanpa halangan layar kaca.   Hujan mulai reda namun ia tak kunju...