
Kalau ditanya, apa yang membuat gue sangat bersyukur telah pesantren di tempat yang cukup jauh dari rumah adalah memiliki banyak teman.
6 tahun adalah waktu yang bisa
dibilang cukup lama. Selama itulah gue menghabiskan waktu gue di pesantren. Berteman
dengan banyak orang, bertemu dengan berbagi macam budaya dan latar belakang, memahami kultur jawa, mendalami ilmu agama, belajar hidup mandiri dan masih banyak
lagi.
Gue menulis postingan ini ketika
gue sedang berada di dalam kereta Kahuripan tujuan Kiara Condong. Gue sedang
melakukan sebuah perjalanan low budget
dengan mengandalkan pertemanan.
Jakarta – Jogjakarta
Jogjakarta – Bandung
Bandung – Jakarta
Bisa dibilang ini adalah perjalanan
dadakan. Karena bener-bener tanpa banyak persiapan dan perencanaan. Awalnya gue
cuma mau nonton Show Pragiwaksono Jogja bareng temen gue, Rama. Tapi beberapa
hari sebelum keberangkatan, temen pesantren gue, Farhan, nelpon gue ngajak
jalan-jalan. Dia nggak ngasih spesifik tempatnya. Intinya dia cuma mau rehat
sejenak dari rutinitasnya di Bandung. (btw, dia anak bandung)
Lalu gue menjelaskan rencana gue yang akan ke Jogja
beberapa hari ke depan untuk nonton Show Pragiwaksono Jogja. Pembicaraan di telpon pada malam
itu cukup alot, karena Farhan ngotot banget pengin secepatnya jalan-jalan, sedangkan
gue bingung apakah cabut kuliah atau nggak. Yang membuat gue berpikir panjang
adalah, karena gue tipe orang yang
sangat menghargai perkuliahan. #IniBeneranLoh
Gue nggak biasa bolos kuliah hanya
demi jalan-jalan (apa lagi karena mager), karena bagi gue, kuliah adalah tugas
utama gue sebagai mahasiswa.
Tapi, gue berpikir ulang, “ahh.. mumpung
absen kuliah gue masih aman, ditambah lagi ada beberapa mata kuliah yang
dosennya udah fix nggak masuk. Jadi, Sesekali bolos gpp deh kayaknya.” Hahaha
Akhirnya gue dan Farhan fix ketemuan
di Jogja. Rama? Dia balik duluan, katanya mau ngejar kuliah hari Senin.
Kuliah yang rajin ya Ram.
Dengan bermodalkan pertemanan,
perjalanan kali ini terasa lebih murah. setelah gue hitung-hitung, gue cuma
menghabiskan uang sebesar (kurang-lebih) 500 ribu. Biaya tersebut sudah include
semuanya. Dari biaya transport, makan, penginapan sampai biaya
nongkrong-nongkrong cantik. Murah nggak sih?
Kalau gue rinciin semua biayanya,
mungkin agak sulit, karena gue nggak hapal banget semua pengeluaran gue. Tapi yang jelas, ini semua terlihat
lebih murah karena PERTEMANAN. gue merasa tertolong banget karena perjalanan
kali ini tidak membuat pengeluaran gue membengkak.
Dari penginapan, gratis, karena gue
nginep di kontrakan temen pesantren yang berada di Kaliurang.
Transport, dipinjemin motor,
jadinya gue cuma modal SIM dan bensin untuk menyusuri kota Jogja.
Nongkrong-nongkrong cantik? Karena teman-teman
gue sudah cukup lama tinggal di Jogja, alhasil mereka tau di mana tempat
nongkrong yang murah tapi nggak murahan.
Makan? Kalau kalian orang Jakarta
dan sekitarnya, biaya makan di Jogja akan terasa sangat tidak masuk akal. Karena
harga makanan yang mereka berikan sangat jauh lebih murah dari harga makanan di
daerah Jakarta pada umumnya. Jadi, untuk soal makan di Jogja, aman dah.
Terakhir, gue mau ngucapin terima
kasih buat temen-temen gue di Jogja. Yang sudah menampung gue, yang sudah
meminjamkan gue kendaraan dan yang sudah bersedia untuk gue repotkan selama gue
di Jogja. Terutama Uceng (@bakulkreco.official), bisa dibilang dia adalah tour
guide gue di Jogja. Dia yang selalu ngasih gue saran “kapan gue harus kemana”
saat di Jogja.
Mungkin, kalau suatu saat ketika
gue punya anak nanti dan gue masukin dia ke Pesantren, salah satu alasan gue
adalah biar dia memiliki banyak teman dari berbagai macam daerah dan latar
belakang.
Terima kasih yang sudah mampir
I Love You.
I love you to
ReplyDeleteKuliah yang rajin ya ram
ReplyDelete