Skip to main content

Aku Ingin Menjadi Seperti Dia


Aku ingin menjadi seperti dia.

Aku ingin menjadi seperti dia, yang bisa pergi ke tempat-tempat yang ia inginkan.

Aku ingin menjadi seperti dia, yang bisa hidup dari hanya berbicara di depan kamera.

Aku ingin menjadi seperti dia, yang hidupnya santai tanpa harus memikirkan “besok harus apa?”

Aku ingin menjadi seperti dia, yang punya penghasilan tetap dan tunjangan di hari tua.

Aku ingin menjadi seperti dia, yang punya jam kerja fleksibel tanpa harus menunggu bel.

Aku ingin menjadi seperti dia, yang bisa kuliah dengan biaya sendiri tanpa merepotkan orang tua.

Aku ingin menjadi seperti dia, yang bisa focus kuliah tanpa harus memikirkan biaya.

Aku ingin…


Banyak dari kita yang terlalu sibuk ingin menjadi orang lain. Ingin berada di posisi orang yang kita tidak tau seperti apa sebenarnya hidup yang sedang ia jalani. Seberat apa cobaan yang ia hadapi. Kita terlalu banyak berandai-andai, "Enak ya jadi dia, bisa blablabla..."Padahal, bisa jadi orang yang kita ingin berada di posisinya, justru ingin berada di posisi kita saat ini.


Ingin menjadi orang lain itu sah-sah saja, bahkan itu perlu, agar kita bisa terus berkembang. tapi jika kita terlalu sibuk ingin menjadi orang lain, kita akan lupa bahwa diri kita juga butuh dicintai. Sesekali tengoklah ke belakang. Lihatlah rintangan-rintangan yang sudah kita lalui sejauh ini.


Kau harus tau bahwa kau hebat tanpa harus menjadi orang lain, bahwa kau kuat tanpa harus membandingkan dirimu dengan orang lain, bahwa kau punya jalan sendiri tanpa harus mengikuti jejak orang lain.


Ingatlah, jangan terlalu sibuk ingin menjadi orang lain.

Jadilah dirimu sendiri

Dengan gayamu.

Dengan caramu.

Love you.

Comments

  1. Maaf sebelumnya tulisan ini saya jadikan sebuah kutipan di dalam Flash Fiction (Cerpin Mini) saya. Terima kasih telah memberikan inspirasi dan izin penggunaan karyanya.
    Semoga segala urusan penulis di mudahkan
    ^_^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cewek bilang kangen

“Wajar gak sih kalau cewek bilang kangen ke cowok?” Gue dapet pertanyaan ini dari temen gw, sebut saja namanya Elis. Nama panjangnya, Pensil Elis.  Sore itu, gue lagi asik ngobrol sama Elis. Dia cerita kalau dia lagi deket sama seorang cowok yang misterius. Awalnya gw mikir “misterius” disini itu si cowok memang make topeng gitu kaya Rey Misterio. Tapi setelah itu dia ngejelasin kalau misterius yang dia maksud adalah susah ditebak. Misalnya malem ini dia abis telponan berjam-jam dan besoknya tiba-tiba dia hilang nggak ada kabar. Atau dia abis makan malam bareng di suatu hari tanpa sengaja kita berjumpa. Ciee nyanyi. Enggak enggak. Jadi dia abis makan di suatu restoran, trus tiba-tiba besoknya dia nyalon jadi presiden. Gak ketebak banget dah. Setelah cerita panjang lebar tentang si cowok misterius itu, Elis langsung nanya ke gue. “Wajar gak sih kalau cewek bilang kangen ke cowok?” “wajar sih menurut gue” “tapi gue kan cewek trah, masa gue yang bilang kangen duluan...

Aku Pikir Itu Kamu

  Aku duduk di sebuah cafe dengan laptop, rokok dan segelas kopi. Jam menunjukan pukul 22.00 WIB   Samar-samar aku mencium wangi parfum, yang dulu pernah menjadi wangi yang paling aku suka. Wangi parfummu. Tiba-tiba aku teringat. Saat itu, di depan rumahmu. Kita baru saja melakukan kencan pertama kita. Sehabis turun dari motor bututku, kau menempelkan bagian bawah tanganmu ke hidungku. “Gimana?” tanyamu. “Wangi.” Balasku. “Mulai sekarang inget wangi ini ya. Soalnya parfum ini yang akan selalu aku pakai setiap jalan sama kamu.” Aku balas tersenyum dan mengangguk.   Pernah juga suatu waktu, kamu datang kepadaku dengan muka cemberut. “Kamu kenapa? Ada masalah di kampus?” “Nggak ada.” “Terus kenapa cemberut gitu?” “Parfum aku habis.” “Ya kan tinggal beli. Mau aku temenin?” “Nggak usah, nanti aku minta temenin Riri aja.” “Loh kenapa nggak sama aku?” “Nanti kalau kamu nemenin aku, kamu tau parfum apa yang aku pakai. Terus nanti pas kita uda...

SETAHUN BERLALU

Sebelum kalian membaca tulisan ini, alangkah baiknya kalian membaca tulisan di  https://kalanestapa.blogspot.com/2020/03/aksara-usang.html?m=1  Karena tulisan ini, adalah sebuah balasan untuk Kala Nestapa. ____________________________ Kau tau, saat aku memutuskan untuk mengucapkan kata perpisahan, sesungguhnya aku belum siap dengan perpisahan itu sendiri. Tidak ada dalam rencanaku untuk berpisah denganmu malam itu. Yang ada direncanaku adalah mengungkapkan kegelisahan yang sudah lama mengganjal di hati. Namun, aku tidak merasakan adanya itikad baik darimu untuk berubah. Yang aku ingat, saat itu kau hanya terdiam dengan tatapan pasrah, mata yang mulai basah dan pikiran yang tak tentu arah. Aku berpikir apa yang sebenarnya sedang kau rasakan malam itu? Apakah kau merasa semua omonganku benar adanya, atau kau memiliki pembelaan yang tak kuat untuk diucapkan, atau kau ingin ke kamar mandi untuk mengeluarkan sesuatu yang tertahankan. Aku tidak menemukan jawaban. Wa...