Skip to main content

Lagu dan Seseorang #2


Postingan kali ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya, yang membahas tentang lagu dan seseorang. 

Be My Forever – Christina Perri ft. Ed Sheeran

Sebenernya, lagu Be My Forever merupakan lagu jatuh cinta, seseorang yang ingin selalu menghabiskan waktu dan seolah-olah tak ingin berpisah bersama dengan orang yang di anggap tepat menjadi pasangannya. Tapi, bagi gue, lagu ini adalah lagu persahabatan. Lagu yang mengingatkan gue kepada 3 sahabat gue yang gokil. Yaitu, Negro, Basith dan Padil.

Berawal dari sama-sama suka naik gunung, trus kita lanjut ke pendakian bareng, waktu itu gunung pertama yang kita naikin adalah Gunung Lawu, Magetan.  Setelah turun dari gunung kita berempat semakin akrab. Kemana-mana bareng, makan, main kartu, dan akhirnya kita memberi nama untuk kumpulan kita ini. Tercetuslah nama "Keluarga Pendaki Santay" yang disingkat jadi "Keepsay".

Magic dari lagu ini, gue rasain ketika kita lagi naik Gunung Semeru. Waktu itu, posisinya kita lagi mau summit attack atau muncak. Selama perjalanan ke puncak gue udah ngeset playlist yang asik-asik, ya walaupun asik menurut gue doang sih. Dan Be My Forever milik Christina Perri adalah salah satunya.

Dan menurut gue, Mahameru (puncak Gunung Semeru) adalah salah satu puncak yang sulit untuk digapai, karena kita benar-benar kewalahan banget. Tracknya terjal, perjalanan jauh, suhu yang dingin, ditambah dengan ingatan mantan yang tak kunjung hilang dari ingatan, membuat pendakian kita semakin sulit.

Ditengah perjalanan, Negro sempet nyerah. Gue kaget, karena selama ini Negro adalah tipe orang yang penuh semangat dan selalu ngasih semangat ketika kita (Gue, Padil, dan Basith) mulai kecapean. Tapi, saat itu dia bener-bener kecapean. Terlihat dari raut wajahnya yang sudah mulai lesu. Akhirnya kita memperkecil jumlah langkah, jadi 4-5 langkah kita break.

Sedikit demi sedikit, akhirnya kita sampe juga di Puncak Gunung Semeru. 

Gue inget banget, saat kita berempat sampe puncak, gue ngeliat Negro nangis. Negro nangis coy. Seorang lelaki dengan postur badan yang gendut, rambut keriting dan kulit hitam. Negro nangis sambil meluk kita bertiga dan dia bilang, “Makasih buat semuanya yang udah bantuin gue sampe puncak Mahameru, dan akhirnya, gue bisa nunjukin kalau orang gendut juga bisa naik gunung, kalau orang gendut juga bisa sampai di puncak Mahameru.”

Mungkin kalau dibayangin agak jijik sih. Empat orang cowok, saling berpelukan dan mereka semua pada nangis. Tapi nggak bisa dipungkiri, kalau moment di puncak Gunung Semeru adalah moment yang memorable. Jujur, gue terharu banget saat itu. Gue ngebayangin gimana susahnya melewati jalur-jalur yang udah kita lewati, saling menyemangati satu sama lain dan ditambah dengan tangisan Negro yang juga membuat kita semua ikut menangis.

Setelah turun dari Gunung Semeru, kita masih sempet naik bareng ke 2/3 gunung lagi. Dan sekarang mereka sedang sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Semoga diakhir tahun ini, gue bisa ketemu sama mereka semua. Amiin.

Glenn Fredly – Januari

Sebelum gue lanjut, gue mau ngasih tau kalau Glenn adalah penyanyi yang bersahabat. Glenn Friendly.

Oke lanjut.

Gue pernah deket sama seorang wanita yang memiliki suara indah, namanya Kica, gue kenal sama dia dikenalin sama temen SD gue. Kica adalah wanita pemalu, jadi apa-apa harus dipaksa dulu. Termasuk bakat menyanyinya dia. Waktu itu kita lagi telponan dan gue nanya ke dia, “Apa yang biasa lu lakuin kalau gabut di kamar?

Nyanyi,” Kata Kica

Kamu bisa nyanyi?”

“Bisa dong”

“Mau denger dong”

“Nggak ahh malu”

“Nggak papa, sekalian ngelatih suara.”

Akhirnya dia nyanyi, dan ternyata suaranya bener-bener enak. Lagu yang waktu itu dia nyanyiin adalah lagunya Marcell yang Firasat. Setelah kejadian itu, dia semakin sering nyanyi pas kita telponan. Bahkan dia ngirim dalam bentuk voicenote, katanya biar kalau lagi kangen, gue bisa tetep dengerin dia nyanyi.

Hmm alay juga ya. hahaha

Sebenernya banyak banget lagu yang dia kirim, kayak; Mytha – Aku Cuma Punya Hati, Dewi Lestari – Malaikat Juga Tahu, Judika – Mama Papa Larang, Glenn Fredly – Januari dan masih banyak lagi, gue lupa judul-judulnya. 

Hampir setiap lagu yang dia kirim ke gue memiliki magic. Tapi di lagu Glenn Fredly – Januari, magic yang gue rasakan sangat besar. Dia sering banget nyanyiin lagu itu ketika kita telponan. Sebenernya, magic yang gue dapet dari lagu itu, bukan karena dia sering nyanyiin lagu itu, tapi karena lagu itu benar-benar menjadi doa dalam hubungan gue sama Kica.
Coba lu resapi reff dari lagunya Glenn Fredly di bawah ini:

Kasihku, sampai disini kisah kita
Jangan tangisi keadaannya
Bukan karena kita berbeda
Dengarkan, dengarkan lagu
Lagu ini melodi 
Melodi rintihan hati ini
Kisah kita berakhir
Di Januari

Yap, gue sama dia bener-bener putus di bulan Januari.

Gue lupa kejadian pastinya gue putus sama dia, tapi yang gue inget, kita bener-bener menjadi asing kembali. Mungkin faktor utamanya karena pohon. Pohon faktor.

Maap.

Mungkin faktor utamanya karena jarak. Gue di Jakarta dan dia di Banten. Kita terlalu larut sama kesibukan masing-masing, setelah itu kita jarang ketemu dan akhirnya kita putus.

Teruntuk Kica, kalau kamu baca tulisan ini, aku mau ngasih tau, kalau aku masih nyimpen semua voicenote dari kamu. Dari suara nyanyi kamu, suara kamu ngajarin adek kamu ngaji, dan curhatan kamu yang nggak bisa kamu sampein karena aku nggak bisa kamu telpon. Itu semua masih aku simpan di dalam laptop aku, dengan nama folder “Kica”. Sukses terus nyanyi nya yaa…

Makasih yang udah mampir.

I Love You.

Comments

Popular posts from this blog

Cewek bilang kangen

“Wajar gak sih kalau cewek bilang kangen ke cowok?” Gue dapet pertanyaan ini dari temen gw, sebut saja namanya Elis. Nama panjangnya, Pensil Elis.  Sore itu, gue lagi asik ngobrol sama Elis. Dia cerita kalau dia lagi deket sama seorang cowok yang misterius. Awalnya gw mikir “misterius” disini itu si cowok memang make topeng gitu kaya Rey Misterio. Tapi setelah itu dia ngejelasin kalau misterius yang dia maksud adalah susah ditebak. Misalnya malem ini dia abis telponan berjam-jam dan besoknya tiba-tiba dia hilang nggak ada kabar. Atau dia abis makan malam bareng di suatu hari tanpa sengaja kita berjumpa. Ciee nyanyi. Enggak enggak. Jadi dia abis makan di suatu restoran, trus tiba-tiba besoknya dia nyalon jadi presiden. Gak ketebak banget dah. Setelah cerita panjang lebar tentang si cowok misterius itu, Elis langsung nanya ke gue. “Wajar gak sih kalau cewek bilang kangen ke cowok?” “wajar sih menurut gue” “tapi gue kan cewek trah, masa gue yang bilang kangen duluan...

Aku Pikir Itu Kamu

  Aku duduk di sebuah cafe dengan laptop, rokok dan segelas kopi. Jam menunjukan pukul 22.00 WIB   Samar-samar aku mencium wangi parfum, yang dulu pernah menjadi wangi yang paling aku suka. Wangi parfummu. Tiba-tiba aku teringat. Saat itu, di depan rumahmu. Kita baru saja melakukan kencan pertama kita. Sehabis turun dari motor bututku, kau menempelkan bagian bawah tanganmu ke hidungku. “Gimana?” tanyamu. “Wangi.” Balasku. “Mulai sekarang inget wangi ini ya. Soalnya parfum ini yang akan selalu aku pakai setiap jalan sama kamu.” Aku balas tersenyum dan mengangguk.   Pernah juga suatu waktu, kamu datang kepadaku dengan muka cemberut. “Kamu kenapa? Ada masalah di kampus?” “Nggak ada.” “Terus kenapa cemberut gitu?” “Parfum aku habis.” “Ya kan tinggal beli. Mau aku temenin?” “Nggak usah, nanti aku minta temenin Riri aja.” “Loh kenapa nggak sama aku?” “Nanti kalau kamu nemenin aku, kamu tau parfum apa yang aku pakai. Terus nanti pas kita uda...

SETAHUN BERLALU

Sebelum kalian membaca tulisan ini, alangkah baiknya kalian membaca tulisan di  https://kalanestapa.blogspot.com/2020/03/aksara-usang.html?m=1  Karena tulisan ini, adalah sebuah balasan untuk Kala Nestapa. ____________________________ Kau tau, saat aku memutuskan untuk mengucapkan kata perpisahan, sesungguhnya aku belum siap dengan perpisahan itu sendiri. Tidak ada dalam rencanaku untuk berpisah denganmu malam itu. Yang ada direncanaku adalah mengungkapkan kegelisahan yang sudah lama mengganjal di hati. Namun, aku tidak merasakan adanya itikad baik darimu untuk berubah. Yang aku ingat, saat itu kau hanya terdiam dengan tatapan pasrah, mata yang mulai basah dan pikiran yang tak tentu arah. Aku berpikir apa yang sebenarnya sedang kau rasakan malam itu? Apakah kau merasa semua omonganku benar adanya, atau kau memiliki pembelaan yang tak kuat untuk diucapkan, atau kau ingin ke kamar mandi untuk mengeluarkan sesuatu yang tertahankan. Aku tidak menemukan jawaban. Wa...