Skip to main content

Lagu dan Seseorang


Beberapa lagu memiliki sebuah kisah atau cerita yang berbeda. Dan tidak jarang beberapa lagu justru membuat kita mengingat kembali kepada suatu peristiwa atau seseorang.

Hal tersebut terjadi juga sama gue.

Gue adalah tipe orang yang nggak bisa lepas dari sebuah lagu. Lagi jalan, gabut di kosan, sambil belajar dll. dan beberapa lagu memiliki sebuah magic yang menarik gue kepada suatu peristiwa atau seseorang.

Perfect Strangers – Jonas Blue featuring JP. Coopers

Gue tau lagu ini dari mantan gebetan gue. Namanya Farah, kita satu kampus, satu fakultas juga tapi beda jurusan. Gue jurusan komunikasi, dia jurusan kampung rambutan.

Gue kenal dia sekitar satu tahun yang lalu dari temen gue. Jadi gue punya temen waktu OSPEK namanya Asri dan Asri adalah temen deketnya Farah. Suatu ketika gue lagi jalan mau ke kelas dan ketemu Asri. Saat itu Asri sedang berdua dengan Farah. Gue ngobrol bentar sama Asri, dan Asri ngenalin gue sama Farah.

Waktu itu kita belum deket banget, jadi cuma follow-follow-an Instagram dan kita sering saling nge-reply IG Stories satu sama lain.
Sampai suatu ketika, Farah update IG Stories yang isinya layar item trus ada lagunya. Gue denger dan enak ternyata. Gue reply IG Storiesnya dia.

“Enak banget, lagunya siapa?”

“Lagunya Jonas Blue – Perfect Strangers, liriknya dalem banget. wkwkw”

“kayak sumur dong, dalem banget. Hahaha”

“lebih, dalemnya kayak celana dalem”

“Gue kira kayak panas, panas dalem.”

Hening.


Setelah itu, kita semakin deket. Kita sering chatingan, nonton bioskop, makan bareng. Tapi itu gak berlangsung lama. memasuki bulan kedua gue deket sama dia, gue mulai ngerasa ada yang aneh. Gue ngerasa dia mulai menjauh dari gue. Setiap gue chat dia jawabnya seadanya, kalau ketemu ngobrolnya nggak se-asik dulu.


Gue gak tau alasan pastinya kenapa dia menjauh dari gue, tapi yang gue tau dari IG Storiesnya, dia mulai nyaman dengan yang baru. Dan kita bener-bener lost kontak.

Beberapa bulan kemudian, Farah nge-reply IG Stories gue.

“Itu di Sekolah 43 ya?”

“iya bener”

“wiiih deket banget, main ke rumah gue dong.”

“memang deket banget?”

“iya, kayak dari UIN ke UMJ”

“oke, nanti kalau udah kelar gue main. Share loc ya.”

Dan akhirnya gw main ke rumah dia

Pernah di suatu waktu, gue ngobrol sama dia dan dia cerita tentang lagu ‘Perfect Strangers'. Dia cerita gue adalah perfect strangers bagi dia.

“Kok bisa?” Kata gue.

“Iya, karena posisinya saat itu lu orang baru di kehidupan gue dan ketika gue lagi dideket elu, gue bisa lupa dengan semua kenangan pait gue dengan mantan-mantan gue. At least, you are is my Perfect Strangers.” Ujar Farah.

Jason Mraz & Colbie Caillat – Lucky

Gue dulu sempet suka banget sama lagu ini. Selain musiknya yang easy listening, liriknya juga keren. Tapi magic yang gue rasakan ketika mendengarkan lagu ini bukan dari kedua hal tersebut.

Tapi dari…

Jadi dulu gue sempet suka sama adek kelas gue, kita beda satu tahun. Gue suka sama dia dari kelas 4 SD. Waktu yang lama sih menurut gue. Gue memendam rasa itu karena gue tau, gue bukan tipenya dia. Karena gue nggak dapet kabar apapun tentang dia, akhirnya gue bener-bener lupa sama dia.

Sampai suatu ketika, waktu itu gue kelas 1 SMA, dan tanpa sengaja kita ketemu di tukang  bakso. Kita ngobrol ala kadarnya dan pas pulang dia langsung nge-add facebook  gue.

Setelah itu, kita semakin sering chatingan bahkan beberapa hari kemudian, dia ngajak gue nonton. Waktu itu kita janjian di Stasiun Tigaraksa pukul 10. Gue udah stand by dari jam 09.30. (takut telat)

Selama proses nungguin dia, gue dengerin musik sambil nginget-nginget gimana dulu gue suka banget sama dia sampai sekarang. Dan tanpa sengaja, lagunya  Jason Mraz & Colbie Caillat – Lucky sedang berputar di playlist gue dan gue semakin mengingat gimana akhirnya gue bisa jalan sama dia.

Gue nggak tau kalau waktu itu gue nggak ketemu dia di warung bakso, mungkin saat itu gue nggak bakal nonton sama dia.

Setelah dia dateng, gue langsung nyopot headset dan kita langsung naik kereta. Selama perjalanan, kita ngobrol sambil nostalgia dulu pas SD. Anehnya selama perjalanan tersebut, dari berangkat sampe pulang, lagu Lucky selalu terngiang, seakan menjadi backsound dalam perjalanan gue sama dia.

Hubungan gue sama dia nggak berlangsung lama. beberapa hari setelah gue jalan sama dia, kita masih sering jalan. Tapi 2 hari sebelum gue balik lagi ke pesantren, gue nge SMS dia.

“Ntar malem ada acara nggak?”

“Nggak ada sih, kenapa memang?”

“Mau main ke rumah, sekaligus mau pamitan. Lusa gue balik ke pesantren.”

Setelah itu, dia nggak pernah bales sms dari gue.

Gue coba hubungin dia dari facebook, nggak dibales. Gue telpon, nggak diangkat. Gue samperin kerumahnya, dianya nggak ada. Dan akhirnya gue balik ke pesantren tanpa ada balesan dari dia.

Seminggu kemudian, gue liat postingan dia di facebook lagi foto bareng sama seorang cowok. Sue, segampang itu dia pindah.

Itu adalah patah hati pertama gue. Setelah itu, lagu Luckynya Jason Mraz, tak seenak dulu. Gue bahkan langsung menghapus lagu itu dari playlist gue. Gue nggak bisa denger lagu itu lagi, terlalu banyak kenangan sama dia di lagu itu. Bahkan, sampai sekarang, gue masih inget sama dia, setiap denger lagu itu.

I hate that song. Not because of the music or the lyrics, but because of the memories.

Itulah beberapa lagu yang memiliki magic di ingatan gue. Kalau lo punya lagu yang memiliki magic juga, share di comment ya.

Makasih yang udah mampir.

I Love You

Comments

  1. Coba dengerin Betapa, Jalan Keluar, Mudah Saja, atau lagu2 lain punya Sheila on 7, dijamin baper 😃

    ReplyDelete
  2. Haaaah gila bagus ini tulisannya. Gue juga pernah nulis satu tulisan tentang lagu sama kenangan kayak gini. Hohoho. Tapi rahasia.*minta digaplok

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cewek bilang kangen

“Wajar gak sih kalau cewek bilang kangen ke cowok?” Gue dapet pertanyaan ini dari temen gw, sebut saja namanya Elis. Nama panjangnya, Pensil Elis.  Sore itu, gue lagi asik ngobrol sama Elis. Dia cerita kalau dia lagi deket sama seorang cowok yang misterius. Awalnya gw mikir “misterius” disini itu si cowok memang make topeng gitu kaya Rey Misterio. Tapi setelah itu dia ngejelasin kalau misterius yang dia maksud adalah susah ditebak. Misalnya malem ini dia abis telponan berjam-jam dan besoknya tiba-tiba dia hilang nggak ada kabar. Atau dia abis makan malam bareng di suatu hari tanpa sengaja kita berjumpa. Ciee nyanyi. Enggak enggak. Jadi dia abis makan di suatu restoran, trus tiba-tiba besoknya dia nyalon jadi presiden. Gak ketebak banget dah. Setelah cerita panjang lebar tentang si cowok misterius itu, Elis langsung nanya ke gue. “Wajar gak sih kalau cewek bilang kangen ke cowok?” “wajar sih menurut gue” “tapi gue kan cewek trah, masa gue yang bilang kangen duluan...

Aku Pikir Itu Kamu

  Aku duduk di sebuah cafe dengan laptop, rokok dan segelas kopi. Jam menunjukan pukul 22.00 WIB   Samar-samar aku mencium wangi parfum, yang dulu pernah menjadi wangi yang paling aku suka. Wangi parfummu. Tiba-tiba aku teringat. Saat itu, di depan rumahmu. Kita baru saja melakukan kencan pertama kita. Sehabis turun dari motor bututku, kau menempelkan bagian bawah tanganmu ke hidungku. “Gimana?” tanyamu. “Wangi.” Balasku. “Mulai sekarang inget wangi ini ya. Soalnya parfum ini yang akan selalu aku pakai setiap jalan sama kamu.” Aku balas tersenyum dan mengangguk.   Pernah juga suatu waktu, kamu datang kepadaku dengan muka cemberut. “Kamu kenapa? Ada masalah di kampus?” “Nggak ada.” “Terus kenapa cemberut gitu?” “Parfum aku habis.” “Ya kan tinggal beli. Mau aku temenin?” “Nggak usah, nanti aku minta temenin Riri aja.” “Loh kenapa nggak sama aku?” “Nanti kalau kamu nemenin aku, kamu tau parfum apa yang aku pakai. Terus nanti pas kita uda...

SETAHUN BERLALU

Sebelum kalian membaca tulisan ini, alangkah baiknya kalian membaca tulisan di  https://kalanestapa.blogspot.com/2020/03/aksara-usang.html?m=1  Karena tulisan ini, adalah sebuah balasan untuk Kala Nestapa. ____________________________ Kau tau, saat aku memutuskan untuk mengucapkan kata perpisahan, sesungguhnya aku belum siap dengan perpisahan itu sendiri. Tidak ada dalam rencanaku untuk berpisah denganmu malam itu. Yang ada direncanaku adalah mengungkapkan kegelisahan yang sudah lama mengganjal di hati. Namun, aku tidak merasakan adanya itikad baik darimu untuk berubah. Yang aku ingat, saat itu kau hanya terdiam dengan tatapan pasrah, mata yang mulai basah dan pikiran yang tak tentu arah. Aku berpikir apa yang sebenarnya sedang kau rasakan malam itu? Apakah kau merasa semua omonganku benar adanya, atau kau memiliki pembelaan yang tak kuat untuk diucapkan, atau kau ingin ke kamar mandi untuk mengeluarkan sesuatu yang tertahankan. Aku tidak menemukan jawaban. Wa...